Menulis adalah teman
Menulis merupakan rutinitas yang sering saya lakukan. Setiap keresahan, ide, dan gagasan yang terlintas di pikiran, maka sudah pasti saya tuliskan di handphone atau buku catatan harian. Itulah kenapa, tulisan yang biasa saya tulis adalah perwujudan dari konten apa yang saya konsumsi, buku apa yang sedang saya baca, serta kondisi apa yang tengah saya alami. Menulis bagi saya adalah terapi pikiran agar bisa menjaga kesehatan mental. Ada perasaan lega ketika saya selesai menulis, sebab saya bisa menyampaikan informasi yang tak sanggup saya sampaikan ke orang lain, saya menggambarkan impian yang cuma saya sendiri yang tahu, dan saya lebih mengenal diri sendiri lewat tulisan perasaan atau hikmah hidup yang saya dapatkan.
Ada semacam kepuasan pribadi ketika saya menulis. Tanpa saya sadari, menulis adalah obat paling murah. Dari menulis saya didengarkan tanpa celaan, obrolan mendalam tanpa serba orang lain, serta menceritakan apa pun tanpa rasa takut akan bocor ke orang lain. Setelah menulis biasanya ada rasa percaya diri dan optimisme yang meningkat, apalagi tulisan tersebut disertai rasa syukur kepada Tuhan. Sebab, kadangkala saya lupa bahwa sebesar apa pun tantangan hidup, pasti lebih banyak kebaikan yang Tuhan berikan kepada saya. Oleh sebab itulah, saya berusaha mengingat bahwa Tuhan telah dan akan terus ada memberikan kisah terbaik untuk saya. Di samping itu, karena menulis sudah menjadi kebiasaan hampir setiap hari, maka kemampuan menulis saya ada progress sedikit demi sedikit sehingga menambah semangat saya menulis lagi dan lagi.

Menulis juga membuat saya memiliki daya ingat lebih kuat kepada peristiwa yang sempat saya jalani. Saya masih ingat ketika saya masa SMA, perjuangan awal kuliah, perubahan yang terjadi di diri saya tanpa saya sadari, kisah konyol, impian yang tak terwujud, dan lain-lain. Memang ada orang yang tak mau tahu lagi dengan masa lalu, tapi bagi saya kisah masa lalu penting supaya belajar lebih dalam mengenal diri sendiri, serta supaya menertawakan kisah tersebut. Karena menurut saya pribadi, masa lalu jika tidak bisa diambil hikmahnya, maka cukup ditertawakan saja guna bisa berdamai dengan diri sendiri. Tidak mudah dan butuh waktu, tapi kalau mencoba saya yakin bisa dan mampu.
Ada beberapa tulisan yang saya putuskan menjadi karya publikasi seperti buku, artikel di website, atau sekedar informasi di sosial media. Namun, saya tetap berupaya ada tulisan-tulisan yang cuma cukup saya konsumsi sendiri. Tulisan ini, bukan untuk menunjukkan seberapa pintar saya menulis. Bukan pula menyombongkan diri kalau saya telah berkarya. Sebab, karya saya sendiri banyak sekali kurangnya. Tulisan ini saya tulis sebagai apresiasi kepada saya dan dunia tulis menulis, karena telah memberikan dunia sendiri yang mungkin saja tidak saya dapatkan kalau tidak menulis. Maka dari itu, saya sangat menyarankan para pembaca untuk menulis. Bukan untuk menjadi penulis hebat karena itu bonus. Saya mengajak para pembaca untuk menulis, karena menulis akan menjadikanmu salah satu teman terbaik.
Penulis: Yoga Saputra
Editor: Yohannes Indra
Juni, 2023

Tentang IBC
Selamat datang, teman cerita.
Kami persembahkan wadah berbagi cerita, bermuara dari pengalaman hidup, mimpi dan wawasan serta ilmu pengetahuan sebagai kontribusi sajian terbaik untuk Indonesia.
